Senin, 10 Oktober 2011

khutbah idul fitri 1432 H di plampang


الحمد لله رب العالمين، جعل الرمضان شهر الصيام، وشهر التربية، وجعل فطر يوم أفطر للناس، حمدا شكرا عليك يا الله، نحمدك ونستعينك ونستغفرك، ونعوذبك من شرور أنفسنا، ومن سيأت أعمالنا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نبي ولا رسول بعده.
فان أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد ص.م وخير الأمور محدثا تها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فى النار.
  
Allahu akbar 3x Allahu akbar laa ilaha illahu allahu akbar allahu akbar walillahil hamdu
Kaum muslimin yang dirahmati Allah Swt
Puja dan puji syukur senatiasa kita haturkan kepada Allah ta’ala yang telah memberkahi kita, memberikan kita kesehatan, umur panjang, dan kesempatan sehingga kita telah dapat melaksanakan kewajiban kita selama satu bulan, yaitu berpuasa di bulan Ramadhan, sehingga dipagi yang cerah ini tibalah saatnya kita memperingati hari kesucian hamba-hamba Allah dalam ‘id fitri yang penuh dengan kebahagiaan.
Sholawat dan salam senantiasa kita ucapkan dan kita lantunkan kepda junjungan kita Rosulullah Muhammad Saw, semoga dengan kita sering mungucapkan sholawat bagi-Nya kita akan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat kelak.
Allahu akbar 3x walillahil hamdu
Para jama’ah sholat iedul fitri rahimatulullah
Tiada perpisahan yang mengharukan/menyedihkan dari pada perpisahan dengan bulan ramadhan, ramadhan adalah bulan dimana kita dididik menjadi pribadi-pribadi yang kukuh serta tanggh, bulan dimana penuh dengan ampunan, penuh dengan kasih dan sayang, sehingga menghantarkan kita lahan-perlahan kepada titik fitroh (suci), yaitu titik awal dimana manusia diciptakan, bersih tanpa kotoran-kotoran dosa, kemaksiatan dan kedzoliman. Yang menjadi tanda tanya besar bagi kita sebagai ummat islam adalah, mengapa amalan-amalan didalam bulan ramadhan yang kita lakukan tidak akan selamanya membawa kita kepada kefitrohan (kebersihan jiwa)???
Para jama’ah arsyadakumullah
Jawaban itu semua ada pada diri kita masing-masing, apakah ketika memasuki bulan ramdhan kita hanya menganggapnya sebagai ritual tahunan, ataukah sebagai bulan yang penuh dengan rahmat, pendidikan diri, emosi, dan spiritual. Jama’ah yang berbahagia, Ada diantara ummat islam pada bulan ramadhan siangnya menahan lapar dan dahaga, dia berpuasa, tetapi setelah datang malam dia kembali melakukan hal-hal yang dilarang oleh allah Swt. Adakah kita terus bersemangat beribadah dan melakukan hal-hal yang baik ketika bulan ramadhan penuh, ataukah semangat kita pada awal-awal bulan ramadhan saja, dan adakah kita mencontoh rosulullah yang beriktikaf di 10 akhir bulan ramadahan ataukah kita malah disibukkan dengan permainan-permainan duniawi. Bahkan yang sangat menyedihkan, para jama’ah yang berbahagia, adalah ketika bulan ramadhan masjid-masjid, mushola, langgar, penuh dengan oarang sholat berjamaah, tadarus qur’an dan sholat-sholat sunnah namun ketika ramdhan pergi masjid-masjid, mushola, langgar sepi, ini adalah tragedi sangat menyedihkan dan sangat ironis.
Maka dari pada itu, para jama’ah sholat ied yang dirahmati oleh Allah Swt. Hendaknya kita selalu berupaya untuk senantiasa beristiqomah dan terus menjaga amalan-amalan ibadah dan amal baik kita dibulan-bulan setelahnya, sehingga kita menjdai pribadi-pribadi yang selamanya suci dan bersih tanpa ada noda sedikitpun, bahkan rosulullah memerintahkan untuk senantiasa istiqomah menjaga amalan-amalan baik kita, rosulullah bersabda:
لاتكن مثل فلان كان يقوم اليل فترك قيام اليل (متفق عليه)
”janganlah kamu meniru sifulan ada dia melakukan sholat malam, kemudian dia tidak melakukan sholat malam lagi” (HR. Bukhori muslim).
Allahu akbar 2x walillahil hamdu
Ayyuhal muslimun rakhimatulullah. Jama’ah yang berbahagia
Kita pasti menginginkan kehidupan yang damai, bermasyarakat rukun, adil, dan sejahtera, yang sering kita sebut dengan masyarakat MADANI. Allah Swt telah memebrikan jalan pada kita agar hidup kita, keluarga, masyarakat dan umunya Negara kita damai, sejahtera, adil, dan tidak ada tindak kedzaliman.
 Dalam Al-Qura’an surat at-tahrim ayat 6 Allah berfirman:
                        يا أيها الذين أمنوا قوا أنفسكم و أهليكم نارا ....
Artinya “hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang ksar, keras, yang tidak mendurhakaui Allah terhadap apa yang telah diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Betapa Allah Swt telah memberikan langkah-langkah praktis bagaimana menciptakan masyarakat yang madani yaitu dimulai dari diri sendiri dan keluarga, sebab kedua unsure inilah yang menjadi pilar pokok bermasyarakat dan bernegara.
Para jama’ah yang berbahagia…
Setelah kita menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan dengan sungguh-sungguh hanya niat lillahi ta’ala, dan tibalah saatnya dipagi yang cerah ini kita menjdi menjadi pribadi-pribadi yang suci (fitrah), dan hendaklah kita senantiasa menjaga diri kita dan keluarga kita agar selalu bersih nan suci, disini khotib menyampaikan, setidaknya ada 3 cara yang harus kita lakukan dakehidupan sehari-hari sehingga tercipta masyarakat yang bersih nan suci, sejahtera nan damai, dan madani:
1.      الهجرة من الذنب   meninggalkan dosa kemaksiatan
Didalam bulan ramadan betapa kita dididik untuk menjauhi atas segala bentuk kemaksiatan dan dosa, dan setidaknya kita telah berhasil membuktikan bahwa dalam bulan ramadan kita telah berhasil menjauhkan diri kita dari berbagai bentuk kemaksiatan dan dosa, kita telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan setiap detik langkah kita memberikan makna dan menjadi ibadah kepada allah, setiap lidah kita basah dengan dzikir, jauh dari pembicaraan dusta dan kebohongan. Pandangan kita selalu tertuju pada ayat-ayat al-qur’an, langkah kaki kita senantiasa tertuju menuju masjid-masjid, mushola-mushola dan yang lain-lain.
     Masyarakat yang jauh dari dosa adalah masyarakat yang berkah, sebaliknya masyarakat yang penuh dengan kemaksiatan dan dosa adalah masyarakat yang rentan (tidak kokoh/kuat) ibarat tubuh yang penuh dengan penyakit dan kotoran. Imam Ibn Qoyyim Al-Zauziyah dalm kitabnya al-jawabul kaffi liman sa’ala ‘anid dawasyis syafi  menyebutkan beberapa bahaya dosa, antara lain adalah:
a.       Dosa membuat orang semakin jauh dari kebaikan (ihsan)
Artinya tidak mungkin para pendosa itu berbuat ihsan, ihsan adalah sikap dimana dengannya manusia tidak akan berbuat dosa, sebab kesadaran ihsan seseorang benar-benar akan menjaga dirinya dari melanggar perintah Allah. Dalam hadis disebutkan ihsan adalah:
أن تعبد الله كأنك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك
Beribadahlah kepada allah seperti kamu melihatnya dan jika kamu tidak melihatnya maka sungguh allah melihatnu.      
Hilangnya kesadaran ihsan adalah mala petaka bagi kehidupan manusia, dikarenakan jika manusia tidak memiliki kesadaran ihsan maka tidak mustahil masyarakat akan dihantui oleh tindakan-tindakan kedzoliman, dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang mulia.
b.      Dosa memperlemah kesadaran akan keagungan Allah.
Artinya sesorang yang penuh dengan dosa-dosa tidak akan bersungguh-sungguh lagi mengagungkan Allah. Kaki terasa berat untuk melangkah ke masjid, mata terasa sulit untuk bengun pada waktu fajar, telinga tidak suka mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, lama kelamaan hati akan menjadi beku dan keras bahkan lebi keras dari batu.
ثم قست قلوبكم من بعد ذالك فهي كالحجارة أو أشد قسوة
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga hatimu seperti batu bahkan lebih keras (2:74)
c.       Dosa menghilangkan nikmat dan menggantikannya dengan bencana.
Telah banyak contoh-contoh dalam Al-Qur’an tentang cerita diadzabnya ummat-ummat terdahulu karena mereka mengingkari nabi-nabi yang diutrus kepadanya dan banyak berbuat dosa. Contohnya adalah dikisahkan dalam S.Al-An’am ayat 6, Allah berfirman yang artinya:
“tidaklah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka telah kami binasakan padahal generasi itu kami teguhkan kedudukannya dibumi yaitu keteguhan yang belum pernah kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat bagi mereka, dan kami jadikan sungai-sungai mengalir dibawah mereka, kemudian kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri.”

Allahu Akbar 2x walillahil hamdu
Para jama’ah yang dirahmati Allah.
2.      الطاعة المطلق لله تعالي  bersungguh-sungguh taat pada Allah Ta’ala
Dalam bulan ramadhan kita telah mampu taat pada perintah Allah Swt, bila bulan puasa Allah memerintahkan untuk berpuasa pada siang hari yang artinya menahan haus, lapar, dan yang membatalkannya kita sebagai umat islam langsung melaksanakan, padahal ini adalah pekerjaan yang sangat berat, apalagi bagi para petani, atau pekerja-pekerja yang berat-berat. Maka itu semua menunjukkan tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak taat dan melaksanakan perintah Allah Swt, sebab ialah sang pencipta jagat raya ini, yang maha pengasih, penyayang, yang maha menghidupkan dan mematikan. Dan jika kita tidak mentaati serta patuh terhadap perintah Allah maka kita akan tersesat. Allah berfirman:
وماكان لمؤمن ولامؤمنة اذا قضى الله ورسوله أمرا أنيكون لهم الخيرة من أمرهم ومن يعصى الله ورسوله فقد ضل ضلالا مبين (الأحزاب: 36)
Artiya: “dan tidaklah bagi mukmin laki-laki dan perempuan, apabila Allah dan rosulnya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada pilihan yang lain bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya maka sesungguhnya ia akan tersesat, dengan kesesatan yang nyata.”

Dalam sejarah para anbiya’ banyak contoh dari kaum mereka yang sombong, tidak mau taat pada Allah, dan menolak ajaran rosul-rosul yang di utus kepada mereka, dan sungguh allah tidak akan gentar dengan kesombongan mereka karena yang memiliki kesombongan hanyala Allah Swt, dan sungguh Allah telah membinasakan mereka. Telah diterangkan dalam surat Al-Haqqoh bahwakaum ‘aad telah mendustakan hari kiamat. Maka kaum ‘aad dibinasakan dengan angin yang sangat dingin dan kencang, dan Allah menimpakan angin tersebut selama 8 hari 7 malam, maka kaum ‘aad mati bergelimpangan, ini adalah suatu gambaran bahwa tidak akan selamat suatu masyarakat yang jauh dari Allah Swt.

Allahu Akbar 2x walillahil hamdu
3.      ترك الحلل من أجل ابتعد  عن الحرام menjahui harta HARAM
Selama bulan ramadhan kita telah berpuasa dari rizki yang halal, dalam bulan suci kita selalu mencari yang baik-baik nan halal, maka tidak ada alasan untuk mengambil yang haram-haram. Masyarakat yang hidup diatas harta haram adalah masyarakat yang rapuh, rusak nan bejat.
Dalam sejarah telah dicerikakan bahwa hancurnya raja-raja terdahulu adalah disebabkan karena kedzaliman mereka terhadap rakyat-rakyatnya, dan hak-hak rakyat banyak yang tidak terpenuhi akibatnya Allah Swt, menghancurkan mereka.

Allah berfirman:
قل لايستوى الخبيث والطيب ولو أعجبك كثير الخبيث فاتقوا الله يا أولى الألباب لعلكم تفلحون.
Artinya: “katakanlah tidak akan sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hati kamu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan (Al-Maidah:100)
Dalam ayat diatas harta haram diumpamakan dengan khobist (kotoran yang menjijikkan). Artinya seandainya Allah menampakkan harta haram itu dengan kotoran niscaya orang-orang yang berakal tidak akan mengambilnya, maka dari itu tidak sama dengan al-thoyib (yang baik) walaupun jumlahnya sanagt sedikit mengapa!!, karena yang jelek/buruk merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, sementara yang thoyyib menyebarkan kebaikan-kebaikan. Allah dalam surat diatas memerintahkan untuk bertakwa,,, apa artinya?? Artinya adalah, taqwa tidak akan tercapai selama seseorang masih mengonsimsi harta haram, jika seseorang sudah bertaqwa otomatis rumahtangga akan bersih dari harta haram, jika rumah tangga bersih dari harta haram otomatis dengan sendirinya akan tercipta masyarakat yang bersih dan lebih dari itu Allah akan melimpahkan berkah bagi kita dan bagi Negara yang kita cintai ini. Amien….

Allahu Akbar 2x walilahil hamdu
Para jama’ah sholat iedul fitri yang dirahmati Allah.
Pada dasarnya tidak akan mungkin individu-individu yang kotor, hidup di alam dosa dan kemaksiatan akan melahirkan masyarakat yang baik, oleh karena itu jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat madani adalah hanya kembali kepada fitroh, bersungguh-sungguh mentaati Allah dan rosulnya, meramaikan masjid, bersahabat dengan al-qur’an, mengendalikan diri dari dosa-dosa, dan hidupkan qiyamul lail seperti selama dalam bulan ramadhan.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada salah kata baik disengaja maupun tidak, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, selanjutnya marilah kita tundukkan hati kita dan memohon kepada Allah Swt. Agar senantiasa menjaga diri kita, keluarga, dan masyarakat kita, dan menjadikan kita pribadi-pribadi yang fitroh sehingga tercipta masyarakat yang damai, sejahtera, dan adil, sehingga terwujud baldatun tayyibatun waroobun ghofur Amien….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar