Nama :
Fahad Ubay Rusdiawan
NIM :C51210126
Kelas :AS (E)
1.
Kapan penulisan dan pembukuan hadis dimulai?
Penulisan hadis sebenarnya sudah dimulai pada zaman nabi Muhammad SAW. Ketika para sahabat yang
mendengar nabi bersabda pasti mereka tulis, kemudian nabi melarang untuk
nmenulis selain al-quran, dan kemudian secara diam-diam para sahbat menulis hadis
nabi. Dan pembukuan hadis dimulai sejak kekholifahan Umar bin Abdul Aziz.
2.
Jelaskan istilah hadis, sunnah, astar, dan khobar!
·
Hadis
adalah
Ø perkataan dan perilaku nabi Muhammad yang dapat diteladani serta
taqrir (diamnya rosul atas perilaku sahabat)
Ø perkataan dan perilaku Rosulullah, sahabat dan tabi’in, serta
taqrir Rosulullah (diamnya rosul atas perilaku sahabat).
·
Sunnah
adalah kebiasaan yang dilakukan oleh rosulullah dan sahabatnya (orang yang
bertemu dengan rasulullah dalam keadaan muslim)
·
Asar
adalah perkataan dan perilaku dari sahabat dan tabi’in (orang yang bertemu
denagn sahabat)
·
Khobar
adalah apa saja yang datang dari Rosulullah, sahabat, tabi’in, dan ulama’.
3.
Apa pengertian ilmu hadis?
·
Ilmu
hadis adalah: pengetahuan yang membicarakan tentang sejarah penulisan dan
pembukuan hadis, istilah dan pembagian hadis, metodologi penelitian serta
pemahaman hadis NABI SAW
4.
Jelaskan unsur pokok hadis!
1.
Sanad
: orang yang menyampaikan hadis mulai dari sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, sampai ke rowi
2.
Matn
: isi pokok hadis, atau hal-hal yang disabdakan oleh rosul.
3.
Rowi
: orang yang membukukan hadis.
5.
Jelaskan pembagian hadis ditinjau dari isinya!
·
Hadis
Qauli: Bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi Saw. yang berisi
tuntunan dan petunjuk Syara, peristiwa, aspek kaidah, syariat, dan akhlak.
·
Hadis
Fi’li : Perbuatan yang disandarkan
kepada Nabi Saw, yang menjadi anutan para sahabat pada saat itu (yang dapat
diteladani)
·
Hadis
Taqriri: Adalah hadis berupa ketetapan (diamnya nabi) terhadap apa yang datang atau dilakukan oleh para sahabat.
·
Hadis
Qudsi : Segala sesuatu yang diberikan Allah Swt, kepada Nabi Saw. Selain Al-Qur’an, yang redaksinya disusun oleh Nabi Saw.
6.
Jalaskan pembagian hadis dari segi kuantitas (jumblah penyampai
dalam setiap tingkatan)!
·
Ghorib ;yang jumlah penyampaiannya dalam setiap
tingkatan 1 orang
·
Aziz ;yang jumlah penyampaiannya dalam
setiap tingkat maksimal 2 orang
·
Masyhur ;yang jumlah penyampaiannya dalam setiap
tingkat maksimal 3 orang
·
Mutawatir ;yang jumlah penyampaiannya dalam setiap
tingkat lebih dari 3 orang
7.
Jelaskan pembagian hadis dari segi kualitasnya?
·
Hadis
shohih yang memenuhi 5 syarat
·
Hadis
hasan Memenuhi 4 syarat keshohihan hadis namun salah satu penyampainya
hafalannya lemah
·
Hadis
dhoif tidak memenuhi salah satu atau lebih dari 5 syarat keshohihan hadis
8.
Apasaja factor yang mendorang ulama mengadakan penelitian hadis?
·
Hadis
sebagai salah satu sumber ajaran islam
·
Tidak
seluruh tertulis pada zaman nabi
·
Munculnya
pemalsuan hadis
·
Proses
penghimpunan (tadwin) hadis, ini dimulai setelah adanya pemalsuan hadis.
9.
Apasaja syarat keshohihan hadis?
1.
Pada
sanad hadis
Ø Sanadnya bersambung, dengan cara meneliti kebersambungannya. Yaitu
melihat tanggal lahir dan apakah si penyampai itu terjadi perguruan dan murid.
Ø Seluruhnya bersifat adil,
Dengan
ketentuan tidak pernah melakukan dosa besar.
Ø Rangkaian penyampaian sanad hadis itu seluruhnya dhobit,
dengan ketentuan kuat hafalannya.
2.
Pada
matn
Ø Kandungannya tidak bertentangan dengan isi ayat al-qur’an dan
hiadis shohih lainnya
Ø Tidak ada illat, stuktur bahasanya tidak bertentangan dengan kaidah
bahasa arab
10.
Apasaja langkah-langkah dalam penelitian sanad?
Ada 4
langkah penelitian sanad
Ø Malakukan I’tibar atau mencari dan membandingkan sanad yang satu
dengan sanad lain pada matn (kandungan) hadis yang sama.
Ø Meneliti persambungan sanad dari sahabat sampai tabi’in.
Ø Meneliti keadilan (ketaatan) setiap penyampai dalam setiap sanad.
Ø Meneliti kedhobitan (hafalan) setiap penyampai dalam sebuah sanad.
11. Apasaja langkah-langkah dalam
penelitian matn?
·
Melakukan
I’tibar atau mencari dan membandingkan matn yang satu dengan matn yang lainnya
dalam berbagai kitab primer hadis
·
Membandingkan
isinya dengan ayat-ayat isinya dengan ayat-ayat alqur’an dan hadis shohih
lainnya
·
Mencermati
keshohihan redaksi matn dan struktur kaedah bahasa arab
12. Bagaimna bentuk matn hadis dan
cakupan petunjuknya?
1.
Jawami’ul
kalim yaitu ungkapan-ungkapan yang singkat
namun padat makna.
Contohnya: الحرب
خذعة
Perang itu siasat. Dalam artian dalam berperang kita harus
menggunakan cara-cara, strategi-strategi untuk menghadapi musuh.
2.
Tamstil
(perumpamaan)
Contohnya.
المؤمن
للمؤمن كالبنيان يشد بعضهم بعض
Orang mikmin yang bersaudara diumpamakan dengan bangunan yang
saling menguatkan satu sama lain.
3.
Simbolik
Contohnya.
المؤمن
ياكل في معى واحد والكافر ياكل في أمعاء
ini adalah makna simbolik yang pengertiannya orang kafir menjadikan
hidup untuk makan sedangkan orang mukmin menjadikan makan untuk hidup.
4.
Dialog
أن
رسول الله سُال أي أعمال أفضل: فقال أيمان بالله. ثم ماذا؟ الجهاد فيسبيل الله. قيل : ثم ماذا؟ قال: حج مبرور. (متفق عليه)
5.
Analogi
(Qiyas)
Contohnya:
penyaluran hasrat seksual yang bernilai sedekah.
أرأيتم لو وضعها أكان عليه فيها وزر ؟ فكذالك اذا وضعها في حلال كان
له اجر (مسلم)
Matn hadis dalam bentuk ungkapan analogi tersebut telah menjelaskan
bahwa hasrat yang disalurkan dengan cara haram haram adalah dosa, sebaliknya
jika hasrat seksiual disalurkan dengan cara halal maka mendapat pahala, dari pengertian diatas matn hadis ini telah
member i petunjuk untuk ajaran islam yang bersifat universal, dan tidak
terbatas oleh tempat dan waktu.
13. Bagaimana pemahaman hadis
dihubungkan dengan fungsi nabi Muhammad SAW?
1.
Nabi
sebagai Rosulullah dan hadis ini harus diterima apaadnya
Contohnya
yaitu hadis yang diriwayatkan oleh bukhori muslim yangh menerangkan menerangkan
bahwa Nabi dikaruniai lima hal yaitu: 1. Saya ditolong dalam peperangan. 2.
Bumi dijadikan tempat sholat dan suci bagi saya. 3. Dihalalkan bagi saya harta
rampasan perang. 4. Saya dikaruniai dapat memberi syafaat. 5. Nabi sebelum saya
diutus untuk ummat tertentu sedangkan saya untuk semua ummat.
2.
Nabi
sebagai kepala Negara dan hadis ini tidak harus diterima dan bisa dianalogikan,
atau dikontekstualkan.
Sebagaimana
hadis bahwa pemimpin itu dari suku quraisy. Bisa dianalogikan bahwa pada saat itu yang mendominasi adalah suku
quraisy, dan mereka mempunyai kemampuan untuk memimpin. Jadi dizaman sekarang
siapa saja yang mempunyai kemampuan untuk memimpin dan mendapat suara terbanyak
maka dia berhak jadi pemimpin.
3.
Nabi
sebagai hakim konsekwensinya adalah para hakim harus mencari bukti-bukti, dan
apabila ada dua bukti maka yang diambil adalah bukti yang lebih kuat.
اذا
حكم الحاكم فاجتهد ثم أصاب فله أجران واذا حكم فاجتهد ثم أخطاْ فله أجر
4.
Nabi
sebagai manusia biasa dan hadis ini boleh diikuti dan boleh tidak. Sebagaimana
hadis dibawah ini.
عن
عبد الله بن زيد أنه رأى رسول الله صلى الله عليه وسلم مستلقيا في المسجد واضعا
احدى رجليه على الأخر (متفق عليه)
14. Bagaimana pemahaman hadis
dihubungkan dengan latar belakang terjadinya?
1.
Hadis
yang tidak mempunyai sebab khusus.
Contohnya.
لايزنى
الزانى حين يزنى وهو مؤمن ولايسرق السارق حين يسرق وهو مؤمن ولا يشرب الخمر حين
يشربها وهو مؤمن. (بخارى و مسلم)
Hadis
tersebut nabi sampaikan tanpa didahului dengan sebab tertentu. Secara tekstual
ialah orang yang zina, mencuri, dan meminum khomr itu tidak dalam keadaan
beriman. Sedangkan dalam alqur’an ad
petunjuk bahwa iman seseorang bisa bertambah yakni tatkala orang tersebut
dibacakan ayat-ayat al-qur’an, kalau begitu iman seseorang bisa berkurang
ketika melakukan maksiat. Dengan dasar pengertian diatas maka pengertian
kontekstualnya adalah bahawa kualitas intensitas iman orang yang berzina, minum
komr, dan pebuatan maksiat lainnya berada dalam keimanan yang paling rendah
atau bawah.
2.
Hadis
yang mempunyai sebab khusus.
Contoh.
من
لا يرحم لا يٌرحم
3.
Hadis
yang berkaitan dengan keadaan yang sedang terjadi.
Contohnya
انهكوا
شوارب واعفوا اللحى (بخارى ومسلم)
Pemahaman secara tekstual adalah bahwa
rosulullah menyeruh ummatnya untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis.
Dengan kenyataan yang ada sekarang maka hadis tersebut harus dipahami secara
kontekstual. Kandungan hadis tersebut bersifat local yang menjadikan sebuah
identitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar