Kamis, 27 Oktober 2011

Hubungan Antara filsafat dan Ilmu


 Resensi Buku
Peresensi         : Fahad Ubay Rusdiawan                               Kelas   : AS (E)
Judul Buku      : Filsafat Ilmu
Penulis             : Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A.
Penerbit           : Rajaawali Pers
Kota Terbit      : Jakarta, 2009
بسم الله الرحمن الرحيم
            Para filosof menyebutkan bahwa filsafat adalah induk dari pada ilmu, dilihat dari sisi historisitas, dulu filsafat masih utuh dan tidak terpecah-pecah seperti zaman sekrang ini. Selain kita menilik dari sisi hitorisitasnya, kita juga melihat dari cirri-ciri yang ada pada ilmu dan filsafat, adapun cirri-ciri ilmu ialah ilmu bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan, ini sama halnya dengan filafat karena filsafat adalah cara atau system berfikir untuk mendapatkan pengetahuan dengan berfikir secara mendalam, sitematik, radikal, dan universal, dan salah satu metodenya adalah dealektika, dengan cara  filsafat demikianlah didapatnya pengetahuan, yang laun lambat laun akan tersusun dengan sisitematis kamudian menjadi ilmu yang dapat dipertangguung jawabkan, dengan kemajuan zaman ini ilmu memisahkan diri dari filsafat, dan terbagi menjadi beberapa ilmu, tapi itu semua tidak lepas dari sistem filsafat. Pembagian filsafat ini dimulai dari masa Aristoteles (384-322. SM), ia merupakan murid dari plato, dan pada zaman sristo inilah puncak dari filsafat yunani kuno, yang mana aristoteles menggunakan logikanya, dan logikanya berdasarkan pada silogisme, dan silogisme ini mempunyai 3 premis, sebagai contoh: - semua manusia akan mati (premis mayor)
-    Hadi seorang manusia (premis minor)
-    Hadi akan mati (konklusi)
Dan dari sinilah kemudian aristoteles membagi filsafat ada yang teoritis dan praktis.
            Istilah ilmu tidak lepas dari pada pengetahuan, karena dari pengetahuanlah akan dirumuskan suatu ilmu, dalam hal ini harus diketahui definisi secara kongkrit tentang pengetahuan, dalam buku ini dijelaskan bahwa pengetahuan dalam kamus filsafat ialah (knowledge) yaitu proses kehidupan manusia yang diketahui manusia secara sadar. Dengan ini yang mengetahui disebut subjek sedangkan yang diketahui disebut objek, dan dari sinilah muncul istilah-istilah dan akan tersusun secara sistematis serta dapat dibuktikan kebanarannya kemudian baru bisa disebut dengan ilmu.
            Selain dari pada yang telah ditulis diatas, ada yang perlu diperhatikan dalam buku ini yaitu tentang dasar-dasar ilmu, dalam hal ini penulis menyebutkan ada 3 : ontologi, epistimologi, aksiologi. Ontologi bersal dari bahasa yunani yaitu ontos yang berarti ada, dan logos yang artinya ilmu, jadi ontologi ialah membahas tentang hakikat yang ada. Dan dalam pemahaman ini akan didapatkan pokok pemikiran antara lain: monoisme, yaitu faham yang menganggap bahwa asal dari segala sesuat itu adalah satu, dan kemudian kelompok faham ini terbagi menjadi dua yaitu meterialisme dan idealisme, materialisme ialah faham yang menganggap sumber yang asal ialah materi. Sedangkan idealisme ialah yang menganggap bahwa asal dari segala sesuatu itu ialah ruh. Dan masih banyak lagi pokok pemikiran dalam ontologi ini, ada dualisme, pluralisme, dan nihilisme. Sealnjutnya ialah epistimologi, epistimologi adalah juga disebut teori pengetahuan yaitu dengan pengandaian-pengandaian, serta dasar-dasarnya dan dapat dipertanggung jawabkan semua pengetahuan yang dimilikinya. Dan pengetahuan itu sendiri mempunyai metode-metode khusus, metode-metode itu ialah: metode induktif atau penyimpulan dari pernyataan-pernyataan, deduktif atau penyimpulan-penyimpulan itu masih harus dikaji ulang dengan membanding-bandingkan pernyataan yang logis, positifisme atau metode yang berpangkal pada apa yang telah diketahui, yang factual dan positif, metode ini dikemukakan oleh august comte yang mana dia mengesamping segala sesuatu diluar yang ada dan dia menolak metafisika. Komperatif atau metode yang menganggap bahwa ada keterbatasan indra dalam memperoleh pengetahuan dan mereka memakai intuisi,  sehingga pengatahuan yang dihasilkannya pun berbeda-beda. Dan metode yang terakhir ialah dealektika atau metode secara bertanya-tanya, metode ini dikemukakan oleh Socrates. Dan yang terahir dari dasar ilmu ialah aksiologi, aksiologi menurut buku ini adalah teori tentang nilai dan teori nilai yang berkaitan dengan penggunaaan dari ilmu yang telah diperoleh, menurut Bramel aksiologi ada tiga bentuk yaitu: tindakan moral, ekspresi keindahan, kehidupan politik dan social. Dari aksilogogi dapat diperoleh nilai-nilai tentang pengetahuan itu kemudian digunakan sesuai dengan  porsinya.
            Dan buku ini sanagtlah kreatif dalam menyebutkan defenisi, serta dalam memberikan contoh kemudian dalam menjelaskan sangatlah lugas. Sehingga dapat diserap dengan mudah oleh pembaca. Dari buku ini juga dapat diambil benang merahnya yaitu ilmu itu tidak lepas dari pengetahuan serta penghetahuan itu tidak lepas dari berfilsafat, dari filsafatlah menghasilkan sebuah pengetahuan kemudian pengetahuan itu disusun secara metotologis dan teoritis sehingga  terciptanya sebuah ilmu, jadi bisa dikatakan filsafat ialah induk dari ilmu-ilmu yang ada.
            Demikian yang dapat penulis sajikan, sebelumnya penulis memohon maaf apabila masih banyak kesalahan disana sini, resum ini penulis persembahkan untuk memenuhi ujian tengah semester dari matakuliah FILSAFAT. Sekian.
والحمد لله رب العالمين
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar